Jumat, 05 Agustus 2011

Gonad Bulu Babi Kesukaan Orang Jepang

Mendengar nama bulu babi bagi sebagian masyarakat Indonesia apalagi yang tinggal di perkotaan dan jauh dari pantai, masih terdengar asing. Penampakan hewan ini memang juga kurang menarik karena pada seluruh tubuhnya dipenuhi duri-duri dan sedikit berbisa bila terkena durinya. Organisme ini juga sangat menggangu bagi penyelam apabila tidak menggunakan alas kaki karena mudah sekali tertusuk durinya sehingga akan sedikit merasakan demam karena bisa dari duri tesebut. Namun di balik wajah dan namanya yang seram, bagi masyarakat Jepang sebagai, masyarakat penggemar hasil- hasil laut, produk bulu babi berupa telur ( gonad ) sangat digemari. Bila kita masuk ke warung-warung sushi di Jepang, produk bulu babi berupa telur, yang dikenal dengan “uni” dan harganya sangat mahal.

Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia sebenarnya berpotensi besar untuk membudidayakan jenis ini. Terdapat 3 jenis bulu babi yang dapat dikembangkan di Indonesia yakni dari jenis Echinometra spp, Tripneustes gratilla, dan Diadema setosum. Ketiga jenis bulu babi ini selain pertumbuhannya cepat juga mampu menghasilkan gonad yang lebih besar dibandingkan jenis bulu babi lainnya. Namun karena keterbatasan pengetahuan dan perhatian dari masyarakat nelayan, menyebabkan bulu babi belum banyak dilirik untuk menjadi salah satu komoditi unggulan. Selama ini pemanfaatan telur babi oleh nelayan berasal dari hasil pengumpulan dan penangkapan di alam dan masih dijual untuk komoditi pasar lokal (non ekspor). Kualitas warna gonad Perburuan telur bulu babi yang terus menggila telah mengakibatkan sedikit kekhawatiran akan punahnya hewan komoditas ekonomi penting ini. Oleh karena itu pada sebagian besar negara-negara di Amerika dan Eropa telah mulai mengembangkan budidaya jenis ini. Meskipun dalam perkembangannya, terlihat jelas adanya perbedaan mencolok antara produk tangkapan di laut dan telur dari hasil budidaya. Perbedaan itu utamanya terletak pada warna dan tekstur telur yang dihasilkan. Warna dan tekstur adalah dua faktor penentu dalam kualitas dan harga bulu babi. bulu babi yang diberi pakan buatan dapat menghasilkan telur yang besar namun warna telur yang dihasilkan pucat ( pale ), sementara warna telur bulu babi tangkapan alam jauh lebih kuning kemerahan. Hal ini berpengaruh terhadap harga jual. Memudarnya warna dan tekstur dari gonad bulu babi ini lebih disebabkan oleh sedikitnya pasokan karoten yang ada dalam pakannya. Karoten sebagai bahan yang paling bertanggung jawab dalam pewarnaan hewan, hanya dapat diproduksi oleh tumbuhan (produsen primer) termasuk alga dan plankton. Hewan hanya dapat merubah molekul-molekul ini melalui proses oksidasi. Selama hidup di laut bebas, duri babi banyak memanfaatkan rumput laut atau plankton lainnya sebagai makanan. Pewarnaan pada gonad bulu babi utamanya berasal dari pigmen karoten, khususnya jaringan echinone yang disintesa dari beta-caroten oleh tubuh bulu babi. Melihat potensi dan manfaat ekonomi yang besar ke depan, sudah saatnya untuk memberikan pengetahuan kepada para nelayan untuk tidak hanya menangkap bulu babi, namun ada usaha yang serius ke arah membudidayakan bulu babi. Selain menjaga kelestariannya, kegiatan ini setidaknya akan membantu nelayan dalam mencari alternatif sumber ekonomi bagi penghidupannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar